Jalan Raya Desa Pulau Sengkilo
Kec.Kelayang - Kab.Indragiri Hulu - RIAU
Telp: (0760) 561198
Email: ma_hismar@yahoo.com

Madrasah Aliyah Hismar Pulau Sengkilo

Jalan Raya Desa Pulau Sengkilo | Email: ma_hismar@yahoo.com | Telp: (0760) 561198.

Madrasah Aliyah Hismar Pulau Sengkilo

Jalan Raya Desa Pulau Sengkilo | Email: ma_hismar@yahoo.com | Telp: (0760) 561198.

Madrasah Aliyah Hismar Pulau Sengkilo

Jalan Raya Desa Pulau Sengkilo | Email: ma_hismar@yahoo.com | Telp: (0760) 561198.

Madrasah Aliyah Hismar Pulau Sengkilo

Jalan Raya Desa Pulau Sengkilo | Email: ma_hismar@yahoo.com | Telp: (0760) 561198.

Madrasah Aliyah Hismar Pulau Sengkilo

Jalan Raya Desa Pulau Sengkilo | Email: ma_hismar@yahoo.com | Telp: (0760) 561198.

Saturday, September 27, 2014

Silsbus Matematika Wajib Kelas X, XI, XII

Silsbus Matematika Wajib Kelas X, XI, XII

  1. Silabus Matematika Kelas X | Klik DI Sini
  2. Silabus Matematika Kelas XI | Klik DI Sini
  3. Silabus Matematika Kelas XII | Klik DI Sini
Semoga bermanfaat.

Ironi Terlambat dalam Pendidikan

TERLAMBAT itu tidak baik, meski demikian banyak terjadi. Dalam dunia pendidikan, terlambat punya kisah unik sekaligus ironis.

Terlambat datang ke sekolah adalah pengalaman tak enak. Apa pun alasan keterlambatan yang disampaikan, siswa selalu terkena sanksi. Sanksi diberikan atas dalih pembinaan dan pendidikan. Keterlambatan dipandang tindakan melanggar norma dan ketentuan sekolah.
Hal berbeda apabila yang terlambat para guru atau dosen di perguruan tinggi. Murid atau mahasiswa seringkali harus memaklumi dan menerima keterlambatan mereka. Apalagi kalau guru atau dosen itu tergolong orang penting atau merasa orang penting. Acapkali tak ada sanksi untuk guru atau dosen yang terlambat.

Dulu, sebagai mahasiswa, penulis seringkali harus menunggu kehadiran dosen sampai waktu kuliah nyaris usai. Ketika sang dosen datang, bukannya meminta maaf, beliau justru sibuk pembelaan diri.Di sekolah situasinya tidak jauh berbeda. Guru yang datang terlambat sering membuat kelas kacau. Ketika guru akhirnya datang, dan mendapati kelasnya kacau, tidak jarang ia justru memarahi para murid.

Itulah sebagian ironi terlambat dalam dunia pendidikan. Ironi itu mengekspresikan pendidikan yang tidak diabdikan kepada para murid. Sekolah dan perguruan tinggi, oleh banyak guru dan dosen, hanya ladang uang. Murid dan mahasiswa hanyalah obyek, instrumen yang melengkapi proses mendapatkan uang.
Dalam lingkup yang lebih luas, keterlambatan dalam dunia pendidikan juga mempunyai kisah dan ironi serupa. Yang terakhir tentang keterlambatan penyediaan buku untuk Kurikulum 2013.

Sesungguhnya terasa aneh apabila untuk penyelenggaraan Kurikulum 2013 masih terjadi keterlambatan. Bukankah kurikulum ini sudah diembuskan dan dicobakan tahun-tahun sebelumnya? Pasti ada yang salah ketika pelaksanaan kurikulum ini tidak mulus, bahkan macet, padahal dana telah digelontorkan negara.

Keterlambatan pengadaan buku dan pelaksanaan Kurikulum 2013 terasa ironi ketika sadar bahwa kita hidup dalam kepungan sarana prasarana teknologi canggih. Inilah era ketika ruang dan waktu dimampatkan karena kecanggihan sarana transportasi dan telekomunikasi. Karena itu, kita dibentuk menjadi sosok berhabitus kebersegeraan dan enggan menunda. Kecepatan dan ketepatan adalah norma hidup.
Keterlambatan dalam dunia pendidikan terasa ironi dan memprihatinkan. Pendidikan kita serasa tak cakap membaca dinamika kehidupan. Pengelolaan pendidikan kita seperti asyik dengan dunianya sendiri.

Tidakkah semestinya lembaga pendidikan adalah lembaga pertama dan utama yang mengantar bangsa ini memasuki tata cara kehidupan global dalam norma serta habituskebersegeraan, kemutakhiran, kecepatan, dan ketepatan? Yang dialami kita justru serasa hidup di era gerobak sapi.
Ironi keterlambatan dunia pendidikan juga selalu terjadi di akhir tahun pembelajaran, pada pembagian ijazah.

Rasanya, tiga puluh tahun yang lalu, ketika sarana transportasi, teknologi, dan telekomunikasi tak secanggih sekarang, kita tak perlu menunggu lama untuk menerima ijazah setelah tamat sekolah. Namun, kini, anak-anak kita harus menunggu beberapa minggu, bahkan bulan untuk menerima ijazah mereka.

Pada keterlambatan penerimaan ijazah itu terasa benar betapa pengelolaan pendidikan kita seperti bebal sentuhan zaman. Terbayangkankah betapa rumit dan mahalnya biaya bagi anak serta keluarganya yang akan melanjutkan pendidikan di lain daerah atau negara?
Realitas zaman yang memungkinkan orang beraktivitas menerabas labirin ruang dan waktu tak berlaku pada pengelolaan pendidikan semacam itu. Pendidikan kita justru serasa terus memaksa kita hidup di zaman batu, yang cakrawala pandangnya hanya sebatas mata memandang.

Kita yakin penguasa negara dan pejabat lembaga pendidikan kita masih ditaburi orang-orang baik dengan idealisme yang luhur.
Akan tetapi, orang baik seringkali sulit hidup serta sulit memperjuangkan kebaikan ketika hidup dalam sistem yang jahat. Acapkali mereka akhirnya justru melakukan kekonyolan, bahkan kejahatan.

Harapan diletakkan pada pemerintahan yang baru. Lembaga pendidikan harus dibersihkan dari pelaku pendidikan berkarakter benalu, bahkan kanker. Pendidikan pun harus didasarkan pada prinsip keadilan bagi segenap bangsa.

Siswa dan mahasiswa harus menjadi subyek, bukan uang. Kalau tidak, pendidikan kita terus menghadirkan ironi, perumitan pengelolaan, boros, dan mahal. Maka, kita akan terus tertinggal dari bangsa lain, pun oleh bangsa yang masih berjalan pelan. Seperti saat ini.

Penulis : Muklas Adi Saputra

Thursday, September 25, 2014

Perpisahan Siswa M.A-Hismar Angkatan Pertama

Setelah ujian nasional selesai, saatnya sekolah mengadakan acara perpisahan sekolah. Pastinya acara ini digelar untuk melepas siswa kelas dua belas. Walaupun siswa kelas dua belas yang telah melewati UN dan US masih deg-degan menunggu hasilnya. Sementara kelas sepuluh dan sebelas, biasanya mereka berlatih untuk menampilkan hiburan terbaik bagi kakak kelasnya. Guru, pengurus OSIS, pihak Komite Sekolah pun bekerja sama untuk menyelenggarakan perpisahan sederhana tapi bermakna untuk siswa kelas dua belas.

Perpisahan sekolah merupakan hal yang spesial karena semuanya berkumpul untuk merayakan satu kemenangan sekaligus berpisah. Perpisahan yang terjadi dengan tujuan agar kita bisa meraih pendidikan yang lebih baik dan lebih tinggi lagi. Semuanya demi masa depan yang lebih baik. Perasaan yang dirasakan pastinya bercampur aduk. Ada yang sedih, senang dan sebagainya. Tapi ini semuanya pasti membawa makna sendiri bagi kita semua.

Moment bersalaman dengan guru, orang tua/wali dan seluruh siswa adalah saat yang sangat ditunggu. Inilah moment yang sangat membuat kita semua merasa bahwa kita saling menyayangi. Tidak ketinggalan sesi pemotretan pun dilakukan untuk mengabadikan saat2 yang indah.

Perpisahan itu hanya perpisahan sebuah benda dengan benda lain sehingga jaraknya terpaut lebih jauh dari kedudukannya semula. Tapi bisa juga perpisahan adalah menjauhnya suatu ikatan batin (hanya ikatan batin saja) dari seseorang terhadap seseorang lainya ataupun dengan objek yang mempengaruhi batin seseorang itu atau berpisahnya seseorang selamanya tanpa pernah bisa berkomunikasi lagi.

Perpisahan ini bukanlah akhir dari segalanya tapi merupakan proses untuk mencapai masa depan yang lebih baik.

Semoga bermanfaat :)

Tips Hidup Sehat Ala Nabi (Sudah Dibuktikan Ilmu Kodekteran Modern)

MODERNISASI memang memberikan banyak kemudahan dalam urusan kehidupan manusia. Semua menjadi serba lebih cepat, lebih praktis, dan tentu lebih efisien. Tetapi modernisasi tetap bukan sesuatu yang tanpa kelemahan.

Modernisasi dalam beberapa hal justru telah membuat kewalahan, lebih tepatnya tidak mampu menangani masalah yang lebih esensial. Di antaranya masalah kesehatan, baik itu kesehatan jasmani ataupun kesehatan ruhani.

Walaupun teori kesehatan kian berkembang dan terus berusaha menemukan solusi agar penyakit jauh dari kehidupan manusia, faktanya kian hari orang kian mudah terkena penyakit. Bukan sekedar penyakit jasmani tetapi ruhani sekaligus.

Lihat saja di sekitar kita, setiap hari selalu saja ada orang yang mengeluh kena sariawan, perut kembung, sesak nafas, pinggang encok, dan lain sebagainya. Bahkan penyakit yang dulu hanya diderita orang-orang tertentu; kencing manis, ginjal, sakit jantung, keracunan makanan, kini sudah mengakrabi hampir seluruh lapisan masyarakat dengan berbagai usia.
Artinya semakin modern, ternyata masalah juga tidak sedikit. Penyakit kian banyak dan kian ganas menyerang siapa saja.

Atas fakta ini, seorang ilmuwan kontemporer, Fritjof Capra mengaku heran dengan era sekarang ini (modernisasi).
Melalui bukunya, “Titik Balik Peradaban” ia mengemukakan, dunia sekarang ini sungguh sangat aneh, para ahli yang seharusnya mahir dan memahami bidang kajian mereka justru sekarang juga tidak lagi mampu menyelesaikan masalah-masalah mendesak yang muncul dalam bidang yang menjadi perhatian mereka.
Ekonom gagal memahami inflasi; onkolog sama sekali bingung tentang penyebab-penyebab kanker; psikiater dikacaukan oleh schizophrenia; demikian juga polisi tidak berdaya menghadapi kejahatan yang terus meningkat.
Khusus problem kesehatan, lebih jauh Capra menuliskan bahwa manusia modern terancam oleh polusi air dan makanan. Kedua jenis konsumsi manusia ini telah tercemar oleh berbagai macam bahan kimia beracun.

Menurutnya, di Amerika Serikat, bahan-bahan tambahan makanan sintetis, pestisida, plastik, dan bahan-bahan kimia yang beredar di pasar-pasar diperkirakan mencapai seribu macam senyawa kimia baru setiap tahunnya. Artinya racun kimia telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia.

Jadi, tidak mengherankan, mengapa orang di era modern ini cukup rentan terserang penyakit. Tidak saja mereka yang sudah tua, yang muda pun dalam situasi siaga bahkan anak-anak pun terbilang harus ekstra dijaga.
Penyakit mengancam tiap saat 
Mengapa penyakit menjadi begitu dekat dengan manusia dan mengancam setiap saat? 
Ada banyak faktor yang memicu terjadinya hal tersebut. Mulai dari cara pandang pragmatis para pengusaha makanan, pola hidup serba instan di masyarakat, sampai pada tahap dimana orang sudah mulai kurang peduli dengan syari’at agama dalam hal makanan.
Baru-baru ini (11/08/2011) Pusat Data Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PDPERSI) melaporkan bahwa, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merilis, sebanyak 1.416 item makanan olahan yang beredar di pasaran tidak memenuhi persyaratan. Ironisnya, total produk tersebut mencapai sekitar 73.293 kemasan.
Dari sisi pola makan, masyarakat juga sudah banyak yang menerapkan pola makan tidak sehat. Seperti makan tanpa diawali dan diakhiri dengan doa, bahkan sambil berjalan, selain itu juga masih banyak yang tidak membiasakan cuci tangan.
Dunia medis modern mengatakan bahwa, cara makan yang baik ialah dengan cara duduk dan tenang. Hal itu memungkinkan tubuh mengarahkan energi menuju proses makanan yang sedang dicerna. Enzim pencernaan juga akan bekerja dalam kondisi menyenangkan.
Untuk lebih sempurnanya proses pencernaan, hendaklah disisihkan waktu setidaknya sepuluh menit untuk makan dalam suasana rileks. Sambil kita terus-menerus memperbanyak dzikir, betapa nikmat Allah begitu besar pada diri kita. Ditinjau dari sisi adab, makan dengan cara duduk dan tidak terburu-buru menunjukkan satu akhlak yang baik.
Padahal Rasulullah saw telah memberikan contoh 14 abad lalu, sebelum dunia kedokteran merilis bahwa makan harus duduk, tenang dan tidak terburu-buru. Islam bahkan mengajarkan untuk memulakan dengan do’a. Demikian pula dalam hal kebersihan.
Makan Ala Nabi 
Untuk menjaga kesehatan atau terhindar dari penyakit, makanan memang faktor paling kasat mata yang harus diperhatikan. Namun yang sangat menentukan selain jenis makanan itu sendiri, cara makan pun sangat perlu untuk diperhatikan.

Oleh karena itu nabi pun punya tips bagaimana kegiatan makan yang merupakan kebutuhan pokok manusia itu betul-betul optimal mendatangkan kesehatan dan tidak mendatangkan dampak negatif.
1. Pastikan makanan yang didapatkan adalah halal dan baik serta tidak mengandung unsur-unsur yang haram. 
وَكُلُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّهُ حَلاَلاً طَيِّباً وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِيَ أَنتُم بِهِ مُؤْمِنُونَ
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS: Al Maidah: 88).
Jangan lupa untuk selalu meniatkan makan dan minum untuk menguatkan badan, agar dapat melakukan ibadah, dan hal-hal lain yang berguna agar dapat menjadi insan yang muttaqin.
2. Kaum Muslim hanya makan sesudah lapar dan berhenti sebelum kenyang. 
Dunia modern dikejutkan dengan satu ‘penyakit’ baru, yakni obesitas. Kelebihan berat badan jika dibiarkan akan mengundang lebih banyak penyakit. Dan, obesitas ini tentu mulanya walaupun tidak semua, sering bermula dari kebiasaan makan secara berlebihan. Oleh karena itu makanlah secukupnya dan jangan berlebihan.
3. Mencuci kedua tangan sebelum makan
Jika dalam keadaan kotor atau ketika belum yakin dengan kebersihannya.
“Apabila Rasululllah Sholallahu Alaihi Wassalam hendak tidur sedangkan Beliau dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu terlebih dahulu dan apabila hendak makan, beliau mencuci kedua tangannya terlebih dahulu.” (HR. Ahmad)
Sehat Ala Nabi 
Dalam pandangan Islam, kesehatan bukan saja jasmani, tetapi juga ruhani. Untuk apa sehat badan kalau imannya kropos? Tentu sangat baik jika badan kuat iman juga sehat.
Makanan bukan satu-satunya penyebab munculnya berbagai macam penyakit. Meskipun umumnya beragam penyakit jasmani banyak ditimbulkan oleh makanan.
Satu hal yang tidak kalah penting terbukti efektif dalam meminimalisir mudahnya penyakit menyerang kita adalah keyakinan dan kemauan yang kuat untuk menerapkan syariat agama yang telah dicontohkan oleh nabi kita.
Meskipun kita telah mengonsumsi makanan penuh gizi, olahraga teratur, tetapi mental kita bermasalah, sering marah, suka ngomel, dan paling senang mendengki orang lain. Dapat dipastikan kita akan jauh dari kehidupan yang bahagia, sehingga rentan terhadap berbagai macam penyakit (biasanya darah tinggi), utamanya penyakit ruhani yang pada akhirnya akan berdampak signifikan terhadap kesehatan jasmani.
Islam sebagai ajaran yang bersifat tauhidi, tidak pernah memberatkan satu aspek lalu mengabaikan aspek yang lain. Seorang dikatakan sehat dalam perspektif Islam tidak semata bugar raganya, namun juga prima imannya, baik perangainya dan mulia akhlaknya.
Bagaimana agar kita bisa sehat jiwa raga?
Berikut langkah-langkahnya; 
Pertama, bangun sebelum shubuh atau dini hari untuk qiyamul lail. Bagi anda yang pelajar/mahasiswa anda bisa menulis di waktu yang hening itu. Lebih afdhal juga jika anda bangun sholat dan berdoa. Sebab doa pada waktu malam kemungkinan terkabulkannya cukup besar. Dan, lakukanlah sholat Shubuh secara berjama’ah di masjid.
Jika rumah anda terbilang agak jauh dari masjid, kondisi tersebut sungguh sangat menguntungkan. Anda bisa jalan kaki ke masjid. Jadi, selain mendapat pahala yang jauh lebih besar, anda juga bisa sekaligus berolahraga sambil menikmati sejuknya udara di pagi hari.
Jika anda rutin melakukannya, jalan kaki akan menjadikan peredaran darah lebih teratur, dan darah akan sampai dalam jumlah yang besar ke pembuluh-pembuluh darah yang ada di seluruh tubuh, sehingga dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan banyak keletihan yang disebabkan oleh kurangnya suplai darah di seluruh sudut tubuh pada beberapa penyakit.
Kedua, sebisa mungkin jangan mudah emosi atau mudah marah. Rasullullah saw, memperingatkan kita, “Jangan marah, jangan marah, jangan marah.” Ini menunujukkan bahwa hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa.

Jika anda termasuk tipe orang yang suka marah, atau mudah terpancing emosi lalu marah, Rasulullah saw memberikan tips berikut ini;
  1. Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring
  2. Membaca ta ‘awwudz, karena marah itu dari syaithan
  3. Segeralah berwudhu dan lakukanlah sholat dua rakaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati
Ketiga, jangan mendengki saudara Muslim yang lainnya. Gembira jika saudaranya tertimpa musibah dan bersedih jika suadaranya mendapat berkah merupakan sikap yang tercela dan bisa menghanguskan pahala kebaikan kita sendiri.
“Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu.” (HR. Abu Dawud)
Keempat, senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kesehatan. Rasulullah saw berwasiat kepada kita, “Mohonlah kepada Allah keselamatan dan afiat. Sesungguhnya tiada sesuatu pemberian Allah sesudah keyakinan (iman) lebih baik dari pada sehat afiat.” (HR Ibnu Majah).
Kelima, perbanyaklah puasa.
Suatu kali, penulis bertemu dengan seorang pengurus masjid di kawasan Grogol Jakarta Barat. Usianya sudah lebih dari 70 tahun, tetapi fisiknya masih kuat. Dia mampu membersihkan masjid dan naik turun tangga setiap hari.
Tatkala ditanya, apa rahasianya, jawabannya cukup singkat, “Kosongkan perutmu dua kali seminggu dan perbanyaklah minum air disertai doa. Mesin saja kalau tidak diservice bisa rusak,” begitu jawabnya sederhana. Subhanallah.
Benar, puasa dan doa adalah salah satu cara menservice fisik manusia supaya tetap bugar. Nabi pernah berpesan, dalam amalan puasa, terkandung banyak manfaat kesehatan. ”Puasalah kamu niscaya kamu akan sehat selalu.”
Dengan memperhatikan dan berupaya menerapkan cara hidup nabi dalam kesehariannya, Insya Allah bukan saja fisik kita akan sehat, jiwa kita pun akan selalu terawat.
Jadi, mari kita mulai meneladani hidup nabi sekarang juga. Wallahu a’lam.* Imam Nawawi


[Sumber: Hidayatullah] 

KEPALA SEKOLAH


FATMAWATI, S.Pd
Email: ma_hismar@yahoo.com